Kamis, 08 Juli 2010

HAKIKAT MASYARAKAT DAN MAKNA MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL YANG MELIPUTI: FAKTOR PENYEBAB DAN PENGHAMBAT HIDUP DI MASYARAKAT

HAKIKAT MASYARAKAT DAN MAKNA MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL YANG MELIPUTI:
FAKTOR PENYEBAB DAN PENGHAMBAT HIDUP DI MASYARAKAT

A. Pengertian masyarakat
Anda tentu sering mendengar kata masyarakat,baik dari orang lain maupun mendengar lewat media elektronik.Bahkan mungkin anda sendiri pernah dan mungkin sering menggunakan kata masyarakat.dalam kehidupan sehari-hari istilah atau kata masyarakat sering muncul.
Hidup bermasyarakat memang sudah menjadi keharusan bagi siapa saja yang hidup di dunia ini. Adakah orang yang bisa hidup sendiri tanpa orang lain? Tentu saja tidak ada. Berbagai macam manusia dengan aneka karakter membuat kita harus bisa menempatkan diri dengan baik.
Istilah masyarakat dalam bahasa inggrisnya society,yang berarti kumpulan orang yang sudah lama terbentuk,memiliki sistem sosial atau struktur sosial tersendiri dan memiliki kepercayaan,sikap,dan perilaku yang dimiliki bersama.
Menurut Paul B. Horton & Hunt Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan yang sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia.
Unsur-unsur masyarakat antara lain:
1. Kumpulan orang
2. Sudah terbentuk dengan lama
3. Sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri
4. Memiliki kepercayaan(nilai), siap dan perilaku yang dimiliki bersama
5. Adanya kesinambungan dan dan pertahanan diri
6. Memiliki kebudayaan



B. Hakikat nilai,moral dalam kehidupan di masyarakat
Dalam masyarakat ini.. manusia tidaklah dapat hidup sendiri. Mereka hidup berinteraksi dengan orang lain.dalam interaksi itulah. manusia harusnya memiliki suatu etika hidup bermasyarakat. Etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.Nilai erat hubungannya dengan masyarakat,baik dalam bidang etika yang mengatur kehidupan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai sebagai suatu yang objektif,apabila ia memandang nilai itu ada tanpa ada yang menilainya,tetapi ada sebagian sesuatu yang ada dan menuntun manusia dan kehidupannya.jadi nilai nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilaian.Oleh karena itu nilai melekat dengan subjek penilaian.
PERBEDAAN POLA HIDUP MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Pola hidup antara masyarakat desa dan kota pada umumnya sangat terlihat jelas berbeda. Selain faktor lingkungan di mana mereka tinggal dalam melakukan kegiatan sehari-hari, faktor etika dan budaya juga sangat memperlihatkan perbedaan yang ada.Kesederhanaan misalnya, sebagian masyarakat desa terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Hal tersebut bisa disebabkan karena pada dasarnya secara ekonomi mereka memang tidak mampu dan secara budaya memang tidak senang menyombongkan diri. Berbeda dengan masyarakat kota yang cenderung terbiasa hidup dalam kemewahan.Dalam hal kewaspadaan, masyarakat desa lebih mudah menaruh curiga terhadap hal-hal baru yang belum dipahaminya dan akan menganggap hal tersebut sesuatu yang asing. Sedangkan masyarakat kota lebih mudah menerima perubahan-perubahan atau hal asing tersebut sebagai sebuah tren baru atau perkembangan.Orang desa sangat menjunjung tinggi kesopanan, misalnya dalam berhadapan dengan orang yang lebih tua, dengan pejabat, dengan tetangga, orang yang tinggi tingkat pendidikannya dan lain-lain. Sudah menjadi karakteristik bagi mereka bahwa suasana kekeluargaan dan persaudaraan telah mendarah-daging dalam hati mereka.Ciri khas lain yang dimiliki masyarakat desa antara lain, berbicara apa adanya. Mereka tidak peduli apakah ucapan mereka menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena memang mereka tidak bermaksud untuk menyakiti orang lain. Kejujuran, itulah yang mereka tanamkan.Dalam hal keuangan, masyarakat kota lebih cenderung mempublikasikannya ke khalayak. Karena menurut mereka, status sosial dari segi materi sangat berpengaruh dalam pergaulan. Sedangkan masyarakat desa biasanya akan menutup diri jika ada orang yang bertanya tentang sisi kemampuan ekonomi keluarga. Apalagi jika orang tersebut belum begitu dikenalnya.Baik secara langsung maupun tidak langsung, ketika bertemu dan bergaul dengan orang kota, masyarakat desa cenderung memiliki perasaan minder yang cukup besar. Biasanya mereka lebih memilih untuk tidak banyak bicara. Berbeda dengan masyarakat kota yang cenderung agresif dalam bergaul.Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain yang pernah diterimanya. Balas budi yang diberikan ada orang lain tidak selalu dalam wujud materi seperti yang kebanyakan dilakukan oleh orang kota. Ada pula salah satu ciri khas masyarakat desa yang dimiliki hampir di seluruh kawasan Indonesia, yaitu gotong royong. Tanpa dimintai pertolongan, dengan serta merta mereka akan membantu tetangga mereka yang butuh pertolongan. Sedangkan masyarakat kota biasanya cenderung kurang peka terhadap lingkungan sekitar karena kesibukkan yang dijalani setia individu.antara masyarakat kota dan masyarakat desa tergantung kepada individu yang masing-masing menjalaninya. Karena di zaman globalisasi seperti ini, pola kehidupan berubah begitu drastis mengikuti perkembangan jaman yang ada.
C. Faktor penyebab dan penghambat hidup manusia dalam bersosialisasi di masyarakat

■Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

■Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

■Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menebang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pencinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.

■Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotong royongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi secara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada.

D. Interaksi sosial dan pelapisan sosial
Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang dinamakan proses sosial karena interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut orang perorangan dengan sekelompok manusia.Apabila dua orang bertemu interaksi sosial dimulai,pada saat itu mereka saling menegur,berjabat tangan bahkan mungkin ada yang berkelahi.
1. Interaksi sosial
Interaksi adalah proses di mana orang berkomunikasi saling memengaruhi dalam pikiran dan tindakan.Seperti kita ketahui bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari hubungan yang satu dengan yang lain.Ada beberapa pengertian interaksi yang ada di masyarakat, di antaranya:
• Menurut H. Booner, merumuskan interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu atau lebih,di mana kelakuan individu yang satu memengaruhi,mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya
• Menurut Gillin(1954)yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara orang-orang secara individu,antar kelompok dan orang perorangan dengan kelompok.
• Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antar individu dengan individu, antar kelompok dengan kelompok, antar individu dengan kelompok.
Interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan
Ada pun faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu:
1. Faktor imitasi
Faktor imitasi mempunyai peranan sangat penting dalam proses interaksi sosial.Salah satu segi positifnya yaitu imitasi dapat membawa kaidah-kaidah yang berlaku.

2. Faktor sugesti
Yang dimaksud sugesti di sini yaitu pengaruh psikis,baik yang datang dari dirinya maupun dari orang lain,yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik
3. Faktor identifikasi
Identifikasi dalam fisiologi berarti dorongan untuk menjadi identik(sama) dengan orang lain.
4. Faktor simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional,melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang akan tiba-tiba merasa tertarik pada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara tingkah laku menarik baginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengambilan Keputusan: Jantung Kepemimpinan Pendidikan

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran Modul 3.1 ini telah membawa saya pada pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya pengambilan keputus...